Tambang Nikel di Pulau Obi sebagai Faktor Pengembangan Kendaraan Listrik

Letak terbaik tectonic serta geologi membawa keuntungan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Hal ini yang membawa Indonesia sebagai produsen tambang terbesar dengan hasil tambang berupa emas, nikel, tembaga serta timah. Cadangan sumber daya alam yang banyak seperti nikel dengan jumlah 72 juta ton menjadikan Indonesia berada di peringkat dua di dunia. Wilayah di Indonesia yang merupakan terletak di wilayah Pulau Obi yang termasuk wilayah pemekaran Halmahera Selatan. Kualitas hasil tambang di Pulau Obi menghantarkan hasil bumi ini diekspor di beberapa negara Asia seperti Jepang, Korea, Tiongkok, dan Filipina serta beberapa negara lainnya.

Kegunaan nikel memiliki banyak manfaat karena keunggulan yang dimiliki dari senyawa penyusunnya yang tahan terhadap suhu tinggi dan korosi serta dimanfaatkan dalam membentuk peralatan yang sering digunakan. Selain itu nikel digunakan dalam transportasi bahkan elektronik. Karakteristik yang dimiliki bahan ini dapat dibentuk sebagai lithium seperti grafit yang merupakan bahan baku pembentuk katoda dan juga anoda. Selain itu nikel dapat digunakan dalam pembuatan berbahan stainless steel.

Pengolahan bahan tambang nikel di pulau obi melewati proses peleburan atau smelter dan juga melalui tahap pemurnian atau refinery. Nikel melalui beberapa proses dan menjadikan sebuah produk MHP dengan kepanjangan Mixed Hydroxide Precipitate yang digunakan sebagai bahan baku baterai dengan jenis EV. Perusahaan yang bergerak di Pulau Obi memiliki kapasitas produksi sebesar 365 ribu dengan hasil produk WMT Mixed Hydroxide Precipitate yang biasa dikenal dengan singkatan MHP.

Hasil dari pengolahan nikel ini yang berupa Mixed Hydroxide Precipitate digunakan sebagai sumber energi pada kendaraan yang berbasis listrik yang digunakan pada komponen baterai. Baterai merupakan sumber energi yang menggerakkan kendaraan listrik.

 

Selain wilayah Maluku Utara beberapa penghasil tambang nikel yang terdapat di Indonesia adalah Sulawesi, Papua, dan juga Kalimantan. Yang menjadi penyumbang terbesar adalah wilayah Timur bagian Indonesia yang ditutupi dengan panorama alam yang begitu indah menyimpan harta karun bagi dunia. Untuk bagian Maluku Utara sendiri diperkirakan cadangan nikel hingga mencapai 1,4 miliar ton hasil tambang bijih nikel. Wilayah ini merupakan penyumbang terbesar pertambangan dengan produk nikel dengan jumlah 39 persen dari hasil keseluruhan 92,48 persen.

Pada wilayah Timur juga terdapat sektor industri yang mengolah produk seperti feronikel. Sektor industri merupakan salah satu penyumbang penghasilan daerah pada perekonomian Maluku Utara pada tahap triwulan ke II di tahun 2022 memiliki kemajuan dengan peningkatan 27,74 persen year on year. Hasil ini tetap menunjukan pertumbuhan yang cukup tinggi walaupun sudah mengalami deselerasi sebesar 28,33 persen year on year. Hasil tersebut menunjukan wilayah Maluku Utara memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan dan tertinggi di Indonesia dalam periode triwulan ke II pada tahun ini, selanjutnya disusul oleh Papua di peringkat ke dua, selanjutnya adalah Sulawesi Tengah yang merupakan wilayah menduduki posisi ketiga dengan ekonomi tertinggi.

Ekspor produk ke luar negeri merupakan salah satu faktor pendukung, dan produksi komoditas bahan tambang semakin bertambah dari hilir. Karena ekonomi pada sektor pertambangan ini semakin meningkat menumbuhkan rasa investasi yang masuk. Hasil dari pengolahan smelter saat pengoperasian juga meningkat di wilayah Maluku Utara.

Produk tambang di Indonesia juga didominasi dengan produk tembaga dan juga bauksit yang menjadi penyusun aluminium. Bahan tambang seperti nikel, tembaga dan bauksit merupakan komponen dalam membentuk energi baru dan juga terbarukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *